Cerita

 


"Lu kalo cerita biasanya ke siapa?"

 

Sempat muncul pertanyaan singkat yang membuat gua terdiam dan berpikir.

 

Perlahan tertampar dan bilang sama diri sendiri, "Sial, baru sadar gua."

 

Selama ini gua bukannya gak pernah cerita, sering malah. Tapi yang jadi masalahnya adalah, apakah selain cerita bahagia gua bakal ceritain juga?

 

Selain ke orang tua dan Sang Pemilik Semesta, gua rasa gua gak pernah benar-benar menceritakan kesedihan gua, karena gua berpikir "Untuk apa?", kenapa harus kesedihan kita yang diobral.

 

Tapi, tiba-tiba ada pesan yang bikin gua lebih terdiam, merasa bahagia dan sedih secara bersamaan.

 

"Besok-besok jangan nangis sendiri. Kalo ada masalah cerita sini geh ke gw biar gw bisa punya lebih banyak aib lu buat ledekan."

 

Terkesan bercanda, tapi buat gua yang gak pernah terpikirkan untuk berbagi kesedihan itu adalah kalimat yang sangat hangat.

 

Gua terlalu sering menahan apa yang seharusnya dikeluarkan. Terlalu sering mendiamkan apa yang seharusnya diungkapkan. Padahal kesedihan sama seperti kebahagiaan, harus dilepaskan, agar pikiran bisa jauh lebih ringan.

 

Menangis sendiri di malam hari memang seru, tapi menangis sambil bercerita dengan orang yang tepat itu jauh lebih membuat utuh.


Bekasi, 3 Januari 2022

0 comments:

Posting Komentar