Balas-membalas


Ada yang ikut on-going Hospital Playlist juga gak? Gua baru aja kelar nonton episode 5 dan seperti biasa bukan Shin PD kalo dramanya gak bikin hati hangat. Buat yang gak tahu, Hospital Playlist adalah drama yang menceritakan Slice of Life para dokter di Yulje Medical Center, sisanya silakan ditonton sendiri ya.

Berhubung akhir-akhir ini otak dan hati lagi sering diserang dengan berita duka, gua jadi lebih mudah khawatir dan gelisah. Episode Hospital Playlist kali ini bisa gua bilang berhasil jadi moodbooster dan kesempatan untuk sejenak lari dari kehidupan nyata ini. Mungkin bukan hanya gua saja yang memerlukan moodbooster, karena gua yakin kita sama-sama merasa lelah dengan kondisi yang sedang kita hadapi ini, ditambah banyak sekali berita-berita yang membuat kita semakin kecewa dan marah.


Saat menonton Hospital Playlist, ada dua scene yang membuat gua kembali diingatkan pada sesuatu yang berharga, pertama ketika Kim Jun-Wan dan Ibunya Eun-Ji lagi ngobrol, Ibunya Eun-Ji bilang "Ini kebahagiaan dan keajaiban besar bagi keluarga kami, tapi kemalangan besar bagi keluarga lain". Kemudian yang kedua adalah scene ketika Jang Gyeo-Wool dan Ahn Jeong-Won lagi ngobrol juga, Gyeo-Wool pertamanya bilang "Padahal tadinya aku bingung harus berbuat apa sendirian. Ternyata setelah banyak orang tahu, bisa ada solusi.", lantas Jeong-Won menjawab "Saat ada masalah, kita harus memberi tahu orang lain agar bisa meminta bantuan."


Dari kedua scene itu gua jadi teringat dan tersadar bahwa setiap orang memiliki waktu yang berbeda ketika bahagia dan sedih itu dikarenakan agar kita bisa saling mengisi satu sama lain, agar kita bisa memberi bantuan satu sama lain, agar kita bisa saling menghibur satu sama lain, agar kita bisa menjadi pendengar yang baik untuk satu sama lain. Ketika kamu sedang memiliki kesempatan untuk membantu, maka bantu. Bantu dengan cara apapun.


Seperti kondisi saat ini, yang sehat bisa membantu yang sakit dengan mengirimkan vitamin, makanan, atau hanya sekadar pesan penyemangat, setidaknya beri tahu dia bahwa dia tidak sendiri, bahwa dia punya seseorang untuk diandalkan dan dimintai pertolongan. Jika memang malu untuk memberi pesan penyemangat, setidaknya biarkan nama dia tersemat di doa-doa yang kita panjat.


Terakhir gua ingin bilang, keluar seperlunya dan di rumah seutuhnya. Bagi yang memang harus keluar rumah, tolong tetap selalu jaga kesehatan dan juga protokolnya. Kemudian untuk yang bertugas, harus tetap tegas tapi jangan malah mengegas, informasi bisa lebih mudah diterima, jika disampaikan dengan ramah. Karena mereka yang masih berakivitas di luar bukan karena mereka tidak mengindahkan peraturan, tetapi mereka hanya ingin memenuhi kebutuhan. Seperti kata Bapak Walikota Lubuklinggau “Yang ditertibkan kerumunannya, bukan pedagangnya”. Jadi jangan lupa untuk saling bantu dan tetap patuh agar kita bisa segera kembali utuh. Khawtir secukupnya, taat sepenuhnya. Jangan sampai kepanikan kita menghilangkan rasa kemanusian kita.


Bekasi, 16 Juli 2021

2 komentar:

  1. Terima kasih sudah menulis ini. Tulisannya menghangatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembali kasih dan terima kasih sudah mampir yaa

      Hapus