Mau dikasih ke siapa? Ya, itu adalah pertanyaan yang selalu muncul di benak gua ketika sedang bermain bola. Karena dia yang menerima bola tentu akan menentukan nasib selanjutnya, jadi gak bisa asal dalam menentukan pilihan.


Ada beberapa pilihan yang menjadi penentu kemenangan tim, tugas gua di belakang hanya mencari dia yang memiliki kesempatan membangun kemenangan untuk tim. Gua sedang dihantui oleh pilihan-pilihan yang membingungkan. Mulai dari dia yang mampu membangun kekompakan dalam tim, tapi sering banyak omong; atau memilih dia yang gua percaya memiliki jam terbang tinggi, tapi suka membuang-buang waktu; atau memilih dia yang berani, tapi harus menunggu instruksi pelatih.


Buat gua yang masih sangat ragu, gua akan selalu memilih dia yang memiliki risiko paling rendah dalam menentukan langkah selanjutnya. Karena sejatinya, semua yang ada di lapangan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bukan sekali-dua kali gua melihat mereka bermain, pertandingan sebelumnya atau sesi-sesi latihan menjadi bekal gua untuk menentukan keputusan, karena mau tidak mau gua adalah penentu dari kemenangan tim ini, kalo sampai salah kasih, ya siap-siap ucapkan selamat tinggal kemenangan. Sejujurnya, bisa saja gua melempar asal atau membuang bola itu jauh-jauh, tapi hal gegabah seperti itu hanya membawa kekalahan-kekalahan lainnya.


Kalo kalian ada di posisi gua, kalian akan memilih untuk kasih bola ke siapa?


Jakarta, 14 Januari 2024


Januarinya sudah selesai dan cerita pun belum usai. Sepertinya memang belum bisa cerita banyak, walaupun sudah melewati banyak cerita.


Bercerita memang gak semudah itu, walaupun dengan bercerita, hati perlahan bisa lebih lega dan utuh.


Baru di tahun ini gak bisa mengejar ketertinggalan di tantangan ini, tapi justru aku belajar bahwa akan ada selalu yang lebih prioritas dalam hidup ini. Bercerita memang menjadi sebuah hal yang menyenangkan untukku, tapi ada banyak hal yang ternyata lebih penting untukku.


Tapi gara-gara nulis, aku berhasil mendapatkan banyak hal. Mulai dari relasi baru, pengalaman baru, dan yang paling terpenting adalah bercerita memberikan tempat terapi termurah untukku. Kalo kata paus "Writing is a Therapy to Stay Sane, to Feel Okay".


Mungkin di tantangan yang akan datang, aku bisa mempersiapkannya lebih matang, setidaknya agar tulisanku berkembang.


Yaudah, sekian, sampai jumpa di lain kesempatan.


Jakarta, 31 Januari 2022


"Jika tidak tahu apa-apa, jangan mengangkat suara, itu hanya membuat terluka."


Kalimat itu aku tulis di tahun 2019, entah karena apa, tapi itu tersimpan rapi di dalam arsip akun ini.


Terkadang kita memiliki niat baik kepada orang lain, akan tetapi karena eksekusinya yang keliru, niat baik itu malah terlihat jahat di mata orang tersebut. Awalnya ingin bersimpati, tapi kesannya malah menghakimi.


Perbuatan kita yang keliru itu muncul karena kita belum pernah merasakan apa yang mereka rasakan. Karena mereka yang pernah mengalami akan jauh lebih mengerti dari kita yang hanya menerka sesuka isi hati.


Adakalanya tidak memberi pendapat merupakan hal yang tepat.

Adakalanya hanya sekadar mendengarkan malah jauh lebih memberikan kenyamanan.

Adakalanya menyediakan bahu lebih baik daripada menjadi yang paling tahu.


Jakarta, 17 Januari 2022


Pilih mana? Starbucks atau Starling?


Ah, tidak peduli kopi apa yang kamu minum, selagi itu bersama orang yang tepat, kopi itu akan tetap terasa nikmat.


Sudah berapa kali aku temukan video yang isinya membandingkan antara kopi murah dan kopi mahal, padahal keduanya sama-sama kopi, tidak ada yang istimewa dari kopinya. Minum air putih dengan orang yang kamu anggap istimewa pun sudah mampu membuatmu bahagia, karena bahagia itu gak mahal, yang mahal ya gengsimu itu.


Semua itu masalah kenyamanan, gak peduli mau minum kopi sambil ditemani mie instan ataupun croissant.


Jadi, tidak usah sibuk membandingkan antara yang satu dengan yang lainnya. Tidak perlu membuat standardisasi, setiap orang punya bahagianya sendiri-sendiri.


Jakarta, 16 Januari 2022




Number 7 Room's Gift atau lebih dikenal dengan Miracle in Cell No.7 adalah film yang sampai saat ini masih sangat berkesan dan berbekas di hati ini. Kalo mau flashback ke belakang, aku masih ingat dengan jelas itu masih pagi, ya sekitar jam 6 aku menyelesaikan film itu, dan tau apa yang terjadi denganku di atas kasur saat pagi hari itu? Ya, aku tentu menangis, tersedu-sedu, hidung sudah meler sampai dada ikut sesak, separah itu memang filmnya.

Bagaimana tidak, film yang kalo kamu cari di internet memiliki label komedi ini sangat penuh makna. Kamu bisa menemukan sebesar apa kasih sayang orang tua dengan anaknya dan sebesar apa pengorbanan orang tua kepada anaknya. Kamu pun bisa melihat sejahat apapun manusia, mereka tetap manusia yang masih memiliki jiwa kemanusiaan, masih memiliki kasih sayang dan dipenuhi kebaikan. Lalu kamu pun akan melihat, bahwa menjadi saudara tidak perlu sedarah dan membalas kebaikan tetap bisa kamu berikan walau dia sudah tidak ada. Satu lagi yang hampir tertinggal. Bahwa, jangan menyalahgunakan jabatan yang kamu miliki, jangan sampai hal tersebut menutup matamu untuk mencari titik temu.


Film ini terlalu memberi banyak pelajaran tentang hidup, mungkin untukmu yang mengaku memiliki hati baja, kamu bisa mencoba menonton film ini. Aku tidak bisa menjamin kamu akan menangis setelah menonton film ini, tapi aku berani menjamin bahwa kamu bisa dapat banyak pelajaran dari film ini.


Jakarta, 15 Januari 2022


Foto ini diambil di sebuah pameran seni di Kemang, yaitu Indonesian Contemporary Art and Design pada 19 November 2021.

Foto yang tidak perlu diberi takarir, tapi dapat membuat kita sadar dan memahami takdir.


Semua ada waktunya, apapun itu.


Entah waktu untukmu akhirnya sadar, bahwa ini tidak benar.

Entah waktu untukmu akhirnya mengerti, bahwa ini memang harus diakhiri.


Entah waktu untukmu akhirnya sadar, bahwa ini memang benar.

Entah waktu untukmu akhirnya mengerti, bahwa ini harus dijalani dan disyukuri.


Semua ada waktunya, apapun itu.


Abadikan semua kejadian yang membuatmu bahagia, sebelum akhirnya berpisah.


Abadikan semua kejadian yang membuatmu bahagia, untuk nanti jadi cerita di teras rumah.


Semua ada waktunya, apapun itu.


Nikmati saja perjalanan ini, sampai akhirnya kamu mengerti.


Jakarta, 14 Januari 2022


Mau tau definisi sayang yang sebenarnya? Coba tanya kepada mereka yang memelihara kucing.

Sudah berapa banyak barang yang hilang, tapi masih tetap disayang.

Sudah berapa banyak barang yang pecah, tapi masih tetap diajak becanda.

Sudah berapa kali dihadiahi luka, tapi masih tetap menjadi teman cerita.


Bekasi, 13 Januari 2022


"Apa yang sangat kutakutkan?...

Bahkan saat segalanya berat, aku masih bahagia...


Take it slow, slow, go slow!..." — Slow - Sole


Keputusan terbaik apa yang pernah gua ambil? Tentu ketika akhirnya gua diangkat jadi Ketua Himpunan. Hampir selama masa SMP sampai SMA gua gak pernah yang namanya ikut organisasi sekolah, pernah sih, sekali pas SMP, tapi ya cuma selewat aja dan gua juga gak tau tugas gua apa saat itu.


Kenapa gua bilang menjadi Ketua Himpunan adalah keputusan terbaik, ya karena setelahnya gua benar-benar merasakan perubahan dalam hidup gua. Gua yang aslinya pemalu terus dipaksa harus tampil di depan sehingga akhirnya gua jadi terbiasa. Mulai harus jadi delegasi dari Himpunan hingga menjadi penanggung jawab beberapa kegiatan. Mengurus proposal, LPJ, pameran, sosialisasi dengan Himpunan yang jauh lebih besar, berbaur, dan banyak lagi hal baru yang akhirnya gua lakukan saat menjadi Ketua Himpunan.


Kalo ditanya, senang? Ya tentu, sangat. Tapi dari semua itu, jujur gua sangat takut, takut gagal dalam mengurus organisasi, gagal bertanggung jawab, gagal mengajari adik-adik yang nantinya naik setelah gua, gagal memberikan yang terbaik, dan takut akan gagal-gagal lainnya. Bahkan saat takut-takut itu datang, gua tetep berusaha untuk tetap bahagia agar bisa terlihat tenang.


Kalo boleh dibuka isi kepala, isinya pasti cuma takut dan gak percaya diri. Tapi semua perlahan sirna ketika gua yang gak percaya sama diri sendiri ini dipercaya sama orang lain. Semua rasa takut tetap ada, tapi menjadi lebih ringan ketika ternyata ada mereka yang masih percaya bahwa gua bisa.


Jadi, take it slow, pelan-pelan. Apapun hasilnya nanti, gua gak akan pernah menyesal. Karena gua tau, gua sudah berusaha untuk maksimal.


Jakarta, 12 Januari 2022