"Layaknya kaki yang bisa capai, hati pun juga harus
diberi kesempatan untuk santai."
Tidak sengaja aku menemukan tulisan asal ini di noteku, ya,
terkadang ide liar suka muncul tiba-tiba. Bisa dalam bentuk tulisan yang
panjang, bisa juga dalam bentuk tulisan yang singkat seperti di atas. Aku ingin
mencoba menggali lebih dalam tentang tulisan singkat itu.
Ketika kita melangkah terlalu jauh, kita pasti akan
merasakan capai, letih, dan terkadang berujung kehilangan semangat. Kita perlu
sedikit rehat ketika melakukan perjalan jauh, tidak usah dipaksa untuk
terus-terusan berjalan, beri kaki kita sedikit ruang.
Layaknya kaki, hati pun demikian. Setiap waktu selalu
membantin dalam hati, akan seperti apa jika kita begini? Akan seperti apa jika
kita begitu? Apakah salah jika kita begini? Mengapa dia menghilang, apa ada
yang salah? Terlalu banyak spekulasi dalam hati yang kita batinkan, sehingga
itu menjadi beban pikiran.
Pernah kan, kita merasa capai dan letih padahal kita
seharian hanya tidur di atas kasur. Dari mana asal rasa itu? Mungkin rasa itu
berasa dari hati, hati yang terlalu sering membatin untuk hal-hal yang tidak
perlu, untuk hal-hal yang kita takuti, untuk hal-hal yang belum terjadi. Hati
kita terlalu sering bekerja untuk hal-hal yang (mungkin) remeh, sehingga tanpa
kita sadari mungkin raga kita tertidur, tapi hati kita selalu melantur.
Setiap malam, mata sudah mulai terpejam, tapi hati selalu
saja merasa tidak tenteram. Entah, ada saja hal yang dirasa, hal yang
sebenarnya tidak perlu kita rasa.
Beri sedikit ruang untuk hatimu, hati pun perlu
beristirahat. Karena layaknya kaki, hati pun bisa merasa letih.
Bekasi, 17 Januari 2021
0 comments:
Posting Komentar